Jajan lebaran

 Hai semua dalam blog kali ini saya akan menceritakan suasana lebaran tahun ini.

Tidak terasa kita sudah melewati sebulan penuh berpuasa di bulan ramadhan tahun ini, dalam suasana tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu dimana kita masih di landa pandemi covid-19. 

Suasana malam takbir kali ini tidak semeriah seperti tahun sebelumnya, tahun ini hanya suara lantunan takbir-takbir masjid. Tahun lalu banyak sekali yang meramaikan dan memeriahkan bahkan jalan raya pun di padati mobil keliling yang di hias dengan menggunakan sound system, janur, lampu-lampu hias dan pukulan beduk. Pada malam takbiran saya dan sekeluarga memberikan zakat kepada fakir miskin, kaum duafa, dan masyarakat sekitar. Susana zakat bercampur, wajah senyum terpancar dari kaum duafa dan fakir miskin saat menerima zakat hal ini membuat suasana idul Fitri semakin lengkap.




Seperti tahun lalu sebelum melakukan sholat Ied saya sekeluarga makan ketupat bersama dengan sayur semur. Lebaran tidak lepas dari jajanan yang beraneka ragam, dari yang mulai tradisional sampai jajanan yang kekinian. Meskipun saudara-saudara kita tidak berkunjung ke rumah tidak ufdol jika tidak ada jajan lebaran, selain itu ada juga masakan yang tidak pernah lupa ketika lebaran yaitu ketupat. Ketupat merupakan icon peting saat lebaran, bahkan ketupat menjadi simbol saat hari raya idul Fitri.

Setelah makan bersama kita sekeluarga berangkat ke masjid untuk sholat Ied.

Seluruh umat islam melaksanakan sholat Ied di masjid, kerap kali setiap orang di masjid banyak yang tidak mendapatkan tempat untuk sholat Ied bahkan ada yang di parkir, atau jalan raya. Sesudah sholat ied sesama muslim akan saling menyapa dan bersalaman. Mereka memberi selamat kepada sesama dengan ucapan yang mengandung doa dan saling memaafkan. Orang-orang akan saling mengunjungi saudara dan tetangga serta saling memberikan hadiah dalam bentuk uang dari orang dewasa.

Meskipun di masa pandemi tentunya suasana lebaran harus harmonis meskipun sanak saudara tidak dapat berkumpul tapi kita masih ada keluarga kecil yang menambah kerhamonisan sebuah keluarga yaitu ayah, ibu, adik dan nenek.

Meskipun lebaran tahun kita tidak dapat pengucap kata maaf secara langsung tapi kita masih bisa meminta maaf melalui smartphone, dengan kemajuan tehnologi saat ini kita dapat mempermudah dalam melakukan hubungan sosial antar keluarga tentunya pada saat suasana hari raya idul Fitri saat ini.


Inilah cerita tentang lebaran tahun ini, terimakasih sudah berkunjung untuk membaca 



Selamat hari raya idul Fitri minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin



Penulis adalah Sintia Pratamaningrum tinggal di desa Sumberagung, kecamatan Pancur, kabupaten Rembang 59262 dengan alamat surel sintiaprtamaningrum@gmail.com





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masakan Keluarga Dalam Pandang Sosiologi

Masakan Sayur Sop Khas Keluargaku

Cara Membuat Jamu Temulawakemulawak